Denpasar - Membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersatu seperti yang telah dinikmati sekarang ini merupakan hal yang tidak gampang. Diperlukan perjuangan yang panjang dan sikap yang mementingkan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi maupun kelompok.
Demikian diungkapkan Pamen Ahli Pangdam IX/Udayana Bidang Managemen Sishaneg, Kolonel Inf Waston Purba, saat berdialog dengan Korps Menwa dan Gugus Kebangsaan Provinsi Bali dalam peluncuran dan bedah buku "Merangkai Jejak Perjalanan Resimen Mahasiswa Ugracena dan Napak Tilas Resimen Mahasiswa Indonesia", yang dilaksanakan di Makodam IX/Udayana, pada Jumat (15/7/2022).
Lebih lanjut disampaikannya, bahwa Kodam IX/Udayana menaruh perhatian dan apresiasi kepada Koprs Menwa Ugracena Provinsi Bali dengan Gugus Kebangsaannya yang secara sadar membangun wadah untuk melestarikan Empat Pilar Kebangsaan atau Empat Konsensus Dasar Nasional Indonesia, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
"Hal tersebut dipandang sangat penting dan strategis untuk dapat membangun kesamaan visi dan persepsi melalui pengembangan alur budaya, kesamaan pandangan, pemahaman, pengertian dan toleransi, sehingga seluruh komponen bangsa merasa bertanggung jawab atas kemajuan pembangunan nasional dan daerah," jelas Kolonel Inf Waston Purba.
Sementara itu, Ketua Korps Menwa Provinsi Bali, Bagus Ngurah Rai, B.A., S.H., M.B.A., M.M., menyampaikan aspirasi tentang eksistensi Menwa di Bali yang loyal kepada empat konsensus dasar nasional tersebut. Hal itu disebabkan karena Menwa dibangun atas dasar kesadaran dan kecintaan kepada bangsa dan negara.
"Namun kondisi organisasi Menwa saat ini belum memiliki pola pembinaan yang terpadu, padahal esensi tujuannya adalah sama, yakni membangun wawasan kebangsaan yang solid. Untuk itu, kami sedang menyusun draf Perpres tentang pola pembinaan Menwa, sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan," ujar Ketua Korps Menwa Provinsi Bali.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum Pengelola Monumen Perjuangan Bangsal (MPB), Dr. Bagus Ngurah Putu Arhana, SpA (K)., yang memperkenalkan peranan MPB dalam memfasilitasi gerakan komunitas untuk melestarikan wawasan kebangsaan. Pihaknya akan terus membantu gerakan untuk melestarikan empat konsensus dasar tersebut.
"Sekecil apapun sumbangan yang bisa kita berikan kepada bangsa ini pasti akan sangat berarti, dibandingkan kita tidak berbuat sama sekali. Sebab, Empat Konsensus Dasar itu adalah warisan yang paling berharga bagi Bangsa Indonesia, sehingga dihimbau kepada semua komponen bangsa untuk ikut memeliharanya," ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Koordinator Gugus Kebangsaan Provinsi Bali, Prof. Dr. Wayan Windia, juga memberikan informasi tentang eksistensi Gugus Kebangsaan di Bali, bahwa Gugus Kebangsaan dibangun dengan kesadaran bahwa tantangan bangsa ini ke depan akan semakin besar, terlebih dengan tumbuhnya generasi baru yang kurang memahami sejarah bangsanya.
"Maka diharapkan Gugus Kebangsaan dapat berperan untuk menjembatani sejarah masa lalu Bangsa Indonensia yang hebat kepada generasi baru Indonesia. Hanya dengan kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya Empat Konsensus Dasar inilah Bangsa Indonesia akan lestari," tandasnya.
Dalam dialog tersebut, didiskusikan juga tentang kegiatan pendidikan pendahuluan bela negara, bedah buku Menwa dan MPB, ceramah wawasan kebangsaan saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), serta Pra Diksar dan Diksar bagi calon Menwa. (Pendam IX/Udy)
0 Komentar